Alasan Gen Z Tidak Mampu Memiliki Rumah di Era Modern Ini

Alasan Gen Z Tidak Mampu Memiliki Rumah di Era Modern Ini

Alasan Gen Z – Di tengah semakin banyaknya generasi muda yang memasuki dunia kerja, muncul pertanyaan besar mengenai kemampuan mereka untuk memiliki rumah. Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, seringkali merasa tidak mampu membeli rumah. Apakah hal ini di sebabkan oleh tingginya harga lahan dan properti yang terus meningkat setiap tahun, ataukah beban pajak dan biaya lain yang semakin membengkak? Artikel ini akan membahas beberapa faktor yang mempengaruhi pandangan Gen Z terhadap kepemilikan rumah.

1. Kenaikan Harga Lahan dan Properti yang Terus Meningkat

Salah satu alasan utama mengapa Gen Z merasa sulit untuk membeli rumah adalah kenaikan harga properti yang terus -menerus. Sejak beberapa tahun terakhir, harga lahan dan perumahan di banyak kota besar di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terutama terjadi di kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, di mana permintaan terhadap perumahan semakin tinggi sementara pasokan terbatas.

Kenaikan harga properti ini di sebabkan oleh berbagai faktor, seperti urbanisasi yang semakin pesat, meningkatnya jumlah penduduk, serta keterbatasan lahan yang tersedia untuk pembangunan. Selain itu, banyak pengembang properti yang fokus pada pembangunan rumah mewah atau hunian vertikal (apartemen) yang harganya jauh dari terjangkau bagi kalangan muda.

Harga rumah yang terus meningkat membuat generasi muda, termasuk Gen Z, merasa bahwa membeli rumah adalah sesuatu yang sangat sulit di capai. Dalam banyak kasus, meskipun mereka sudah bekerja dan memiliki penghasilan tetap, harga rumah yang tinggi menjadi penghalang utama untuk memiliki properti sendiri.

2. Biaya Hidup yang Semakin Tinggi

Selain kenaikan harga properti, biaya hidup yang semakin tinggi juga berkontribusi terhadap perasaan Gen Z yang merasa kesulitan membeli rumah. Kebutuhan sehari-hari, mulai dari makanan, transportasi, hingga biaya pendidikan atau kesehatan, semakin mehal. Hal ini mengurangi daya beli generasi muda, yang sering kali merasa bahwa meskipun mereka bekerja keras, gaji yang di terima tidak cukup menutupi biaya hidup dan menabung untuk membeli rumah.

Terlebih lagi, banyak dari anggota Gen Z yang memilih untuk tinggal di kota besar, di mana biaya hidup lebih tinggi, karen alasan pekerjaan atau pendidikan. Namun, dengan tingkat penghasilan yang terbatas, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa membeli rumah di kota besar adalah hal yang sangat sulit di capai.

3. Beban Pajak yang Tinggi

Pajak properti dan beban lainnya juga menjadi faktor penting yang membuat Gen Z merasa tidak mampu membeli rumah. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan memang memberikan beberapa insetif bagi pembeli rumah pertama. Namun pajak properti dan biaya administrasi lainnya tetap menjadi beban. Pajak pertambahan nilai (PPN) atas transaksi properti, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta bbiaya notaris dan administrasi lainnya dapat mencapai angka signifikan.

4. Gaya Hidup & Prioritas yang Berbeda

Selain faktor eksternal seperti harga properti dan pajak, faktor internal juga memainkan peran penting. Banyak anggota Gen Z yang lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka pada pengalaman. Seperti traveling, belajar keterampilan baru, atau membangun karier. Kepemilikan rumah mungkin bukan lagi prioritas utama bagi mereka. Mereka lebih memilih fleksibilitas dan kebebasan, yang mana sering kali tidak bisa di dapatkan dengan memiliki tumah tetap.

5. Kurangnya Pendidikan Keuangan dan Perencanaan Properti

Salah satu alasan mengapa Gen Z merasa tidak mampu membeli rumah adalah kurangnya pemahaman tentang perencanan keuangan dan investasi properti. Banyak dari mereka yang belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai cara mengelola keuangan pribadi atau berinvestasi di pasar properti. Jika hal ini tidak di atasi, mereka akan terus merasa terhalang untuk membeli rumah. Meskipun secara teori itu mungkin saja dapat di capai dengan strategi yang tepat.

Baca Juga: Berapa Lama Kasur Digunakan & Jenis Kasur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *